BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahan kontras
merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi
(visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostij medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras
positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas).
Sejarah perkembangan bahan kontras dimulai pada tahun
1897, pada saat itu Tuffier melakukan percobaan dengan memasukkan sebuah kawat
ke dalam ureter melalui kateter. Pada percobaan tersebut, kawat tampak pada
gambaran radiografi membentuk gambaran dari ureter. Sejak saat itu dimulailah
berbagai percobaan dengan menggunakan bahan kontras cair untuk menggambarkan
anatomi dari tractus
urinarius. Bahan cair yang digunakan untuk percobaan tersebut antara lain
coloid perak, bismuth, natrium iodide, perak iodide, dan stronsium klorida.
Penggunaan suspensi Bismuth Nitrat diperkenalkan oleh Klose dan Wulf pada tahun
1904. Namun perak dan bismuth ditinggalkan karena memiliki ukuran atom yang
cukup besar, tidak larut dalam air sehingga tersisa dalam tubuh pasca
pemeriksaan, dan berefek toksik bagi ginjal.
Dengan ditinggalkannya perak dan bismuth, para
peneliti mulai meneliti bahan Iodium, terutama bahan Natrium Iodida, karena
bahan ini mudah larut dalam air. Namun masih ada kendala yang terjadi,
yaitu ukuran atom iodium masih cukup besar dan iodium yang bebas bersifat
toksik. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya
emboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa
dihindari.
Pada tahun 1928 seorang ahli urologi, Dr.Moses Swick
bekerjasama dengan Prof. Lichtwitz, Binz, Rath, dan Lichtenberg memperkenalkan penemuannya tentang media
kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam pemeriksaan urografi secara
intravena. Media kontras yang berhasil disintesa adalah sodium
iodopyridone-N-acetic acid yang disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodium
oidomethamate yang disebut Uroselectan-B (Neoiopax).
Dari segi radiograf kedua macam media kotras tersebut
memberikan hasil yang memuaskan, namun dari pasiennya masih menimbulkan efek
yang merugikan, yaitu : mual dan muntah.
Dr.Swick dan kawan-kawan kemudian melakukan
pengembangan yaitu menggunakan Iodopyracet menggantikan Neoiopax dalam
pemerikasaan Urografi intravena. Tahun 1950 semua jenis media kontras
untuk pemakaian secara intravaskuler mulai mengalami pergantian. Intravaskular
menggunakan molekul asam benzoat sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga
atom iodium.
Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan
secara intravaskular secara kontinyu terus mengalami penyempurnaan. Dari hasil
penelitian membuktikan ionisitas dan osmolalitas merupakan kunci utama
terjadinya keracunan pada pasien. Pada tahun 1969 dr. Torsten Almen mengembangkan jenis media kontras non-ionik dengan
osmolalitas yang cukup rendah.
Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga
Metrizamide yang sebelumnya dipakai pada pemeriksaan myelografi. Dengan diciptakannya media kontras water-soluble untuk pemeriksaaan myelografi,
penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari. Hasil akhir penelitian
memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaan radiologi yang
menggunakan media kontras iodium non-ionik water-soluble secara
intravaskular.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan media
kontras?
1.2.2
Bagaimana penjelasan
mengenai fungsi, klasifikasi, jalur pemberian, syarat, penanganan, serta
penyimpanan media kontras ?
1.2.3
Bagaiamana penggunaan
media kontras dalam bidang radiologi?
1. 3 Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui
pengertian dari media kontras.
1.3.2
Untuk mengetahui
penjelasan mengenai fungsi, klasifikasi, jalur pemberian, syarat, penanganan,
serta penyimpanan media kontras.
1.3.3
Untuk mengetahui
penggunaan media kontras dalam bidang radiologi.
1.4 Manfaat
1.4.1
Bagi penulis
Makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Radiografi III dan mampu pula dijadikan untuk meningkatkan minat bakat
dan kreatifitas penulis.
1.4.2
Bagi pembaca
Makalah ini dapat
dijadikan sebagai sarana informasi untuk menambah wacana pengetahuan mahasiswa
dan mahasiswi tentang media kontras.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Media
Kontras
1. Definisi
Media Kontras
a.
Kontras media adalah suatu bahan atau media yang
dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga
media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada
organ tubuh yang akan diperiksa.
b.
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan
untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada
sebuah pencitraan diagnostik medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan
dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras
positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negatif dengan
bahan dasar udara atau gas). Ada berbagai macam jenis kontras tergantung dari
muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.
2.
Fungsi Media
Kontras
Kontras
media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat terlihat
dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk memperlihatkan bentuk
anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan
fungsi organ yang diperiksa.
Secara
terperinci fungsi dari kontras media adalah:
a.
Visualisasi saluran kemih (ginjal, vesika dan saluran
kemih).
b.
Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak,
jantung, ginjal).
c.
Visualisasi saluran empedu (kandung empedu dan saluran
empedu).
d.
Visualisasi saluran cerna (lambung dan usus).
3.
Klasifikasi
Media Kontras
a.
Jenis-jenis kontras media
Media kontras dibedakan menjadi dua
yakni media kontras positif dan media kontras negatif. Bahan
kontras yang dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya
attenuasi sinar-X atau bahan kontras positif yakni media kontras yang
memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam citra radiografi, sedangkan media
kontras yang digunakan untuk menurunkan daya attenuasi sinar-X memberikan efek
gambaran lucent (hitam) dalam citra radiografi.
Selain itu bahan kontras juga
digunakan dalam pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), namun metode ini
tidak didasarkan pada sinar-X tetapi mengubah sifat-sifat magnetik dari inti
hidrogen yang menyerap bahan kontras tersebut. Bahan kontras MRI dengan sifat
demikian adalah Gadolinium.
1)
Kontras media negatif (mempunyai nomor atom rendah). Contoh
kontras media negatif adalah udara, CO2 dan gas lainnya.
2)
Kontras media positif (mempunyai nomor atom tinggi).
Ada dua
jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang digunakan dalam
pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah tipe bahan kontras
lain yang sudah lama adalah Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida,
tapi penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen.
Berikut
merupakan contoh media kontras positif :
a) Media
Kontras Non – Iodinated (Barium sulfat)
Bahan kontras barium sulfat,
berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan
beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan
ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelan atau
diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh
bersama dengan feces.
Adapun cirri-cirinya :
· Contoh (BaSO4O)
garam tidak larut air
· Menggunakan
stabilizer à mencegah suspense terurai
· Ditambahkan
zat perasa (oral)
· Dapat secara
oral atau rectal (enema)
· Ekskresi via
feses
Contoh media kontras Non-iodinated:
MICROBAR
-
Merupakan nama dagang dari barium sulfat
(Ba SO4) yang memberikan opasitas pada saluran cerna atas (farings, oesofagus),
saluran cerna tengah (lambung, duodenum) dan saluran cerna bawah (usus kecil,
usus besar)
-
Microbar paste 100% w/v dengan aroma buah
digunakan untuk pemeriksaan saluran cerna ats. Cara pemberiannya 2-3 sdm untuk
pelekatan mukosa oesofagus. Contras Media diletakkan dalam mulut dan menelannya
perlahan-lahan
-
Microbar powder / suspension 95% w/v
dengan aroma vanila digunakan untuk pemerikasaan saluran cerna bagian tengah
(lambung dan duodenum), dosis 30-120 ml diencerkan dengan air 80 ml.
-
Microbar HD (kontras ganda) 100% w/v
digunakan untuk saluran cerna bagian tengah
-
Microbar HD merupakan kemasan gabuangan
yang terdiri dari Microbar HD 300 gr, Microbar gas 4 gr yang terdiri dari
microbar acid 1,6 gr dan microbar base 2,4 gr Microbar acid terdiri dari 1,4 gr
asam sitrat dan asam tartarat 0,1 gr. Sedangkan microbar base terdiri dari 2 gr
sodium bicarbonat dan 0,16 gr kalsiun karbonat
-
Microbar RT (rapid transit) digunakan
untuk pemeriksaan usus kecil, waktu pemeriksaan 30 menit. Dan dapat
menghasilkan gas CO2 selama reaksi yang disebut double contrast
-
Microbar for Enema Disposable Kit
digunakan untuk pemeriksaan colon melalui anus, proses pemeriksaannya bersih
(karena menggunakan kit)
MICROBAR CAT 2
-
Untuk pemeriksaan CT Scan digunakan Oral
Barium
-
Untuk lambung dan usus hakus digunakan 300
ml suspensi 90 menit sebelum pemeriksaan CT Scan dan 200 ml waktu pemeriksaan
dimulai
- Untuk
pemeriksaan colon berikan 500 ml larutan
b) Media
Kontras Iodinated (mengandung yodium)
Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik
(non-ionik) atau sebuah senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali
dan masih banyak digunakan dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan.
Bahan-bahan ionic memiliki profil efek samping yang lebih buruk.
Senyawa-senyawa organik memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak
berdisosiasi dengan molekul-molekul komponen. Banyak dari efek samping yang
diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini
membawa lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya
attenuasi sinar-X bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Media kontras
yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh.
Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang tidak
berwarna. Konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras
teriodinasi modern bisa digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan
diantaranya digunakan secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa
digunakan secara intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally – hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial.
Adapun pembagiannya :
«
Golongan larut dalam air ( water soluble )
Di bagi menjadi
:
-
Pyridone
-
Asam alkil sulfonik yodium
-
Derivat asam triiodinated aromatic, dibagi lagi
menjadi : Ionik dan Non-Ionik
(1)
Bahan Kontras Ionik
Ion-ion penyusun media kontras
terdiri dari kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif).
Kation terikat pada asam radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga
memberikan karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan
karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang
digunakan dalam media kontras,
(a)
Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan
Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memiliki satu
buah cincin asam benzoat dalam satu molekul.
(b)
Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah
cincin asam benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan
kimia jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media
kontras ionik dimer pertama dibuat.
Contoh media kontras ionik
ANGIOGRAFIN
·
Komposisi 1 ml Angiografin
mengandung 0,65 gr Meglumine Amidotrizoate( meglumine diatrizoate ) dalam
setiap larutan.
·
Angiografin mempunyai viskositas
yang tinggi, serta mempunyai osmolalitas yang tinggi pula.
·
Indikasi : Angiografin digunakan
untuk Intravenus urografi, Retrograde Urografi, Cerebral Thoracic, Abdominal
dan Ekstremitas angiografi, Plebografi, Computerize Tomography (CT).
·
Kontra indikasi :Angiografin tidak
baik digunakan untuk Myelografi, Ventrikulografi, Sisternografi, karena bisa
menimbulkan neurotoksis
(2)
Bahan Kontras Non-ionik.
Susunan kimia media kontras
non-ionik yang sudah tidak dijumpai lagi adanya ikatan ion antar atom penyusun
molekul. Kalau dalam media kontras ionik terdapat dua partikel penyususn
molekul (kation dan anion) maka dalam bahan kontras non-ionik hanya ada satu
partikel penyusun molekul sehingga memiliki karakteristik tersendiri.
(a)
Bahan kontras Non-ionik Monomer
Dibentuk dengan mengganti gugus karboksil oleh gugus
radikal non-ionik yaitu amida (-CONH2). Contoh
kontras media Non-ionik Manomer :
-
Iopamidol
-
Iohexol
-
Iopromide
-
Ioversol
-
Iopentol
(b)
Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui
proses penggantian pada gugus karboksil media kontras ionik dimer juga oleh gugus
radikal non-ionik, yang pada kahir sisntesa menghasilkan perbandingan iodium
terhadap partikel media kontras.
Contoh media kontras non ionik:
IOPAMIRO
·
Iopamiro merupakan jenis kontras
media non ionik.
·
Iopamiro mempunyai jenis molekul
benzine dikarboxamide monomerik.
·
Tekanan osmotik yang rendah, sifat
non ionik dari molekul serta kemotoksitas yang rendah merupakan toleransi dari
Iopamiro.
·
Indikasi :
1. Kasus neurologis (Myeloradikulografi,
Sisternografi, dan Ventrikulografi).
2. Kasus
Angiografi (Cerebral Angiografi, Coronoriarteriografi, Thorasic aortografi,
Abdominal aortografi, DSA)
3. Kasus
urografi (Intravena urografi, kontras enhancement pada CT Scanning, Artrografi,
Fistulografi)
·
Kontra indikasi: Tidak ada kontra
indikasi yang sifatnya absolut pada pemakain Iopamiro, kecuali waldenstrom’s,
macroglobulinemia, multiple myeloma serta penyakit hati dan ginjal.
Terdapat beberapa jenis bahan kontras:
|
NAMA
DAGANG
|
NAMA
GENERIK
|
KELOMPOK
|
|
Amipaque
|
Matrizamide
|
Non Ionik
|
|
Angiografin
|
Diatrizoate
|
Ionik
|
|
Conray
|
Iothalamate
|
Ionik
|
|
Hexabrix
|
Ioxaglate
|
Ionik Dimer
|
|
Imagopaque
|
Iopentol
|
Non Ionik
|
|
Iopamiro
|
Iopamidol
|
Non Ionik
|
|
Isovist
|
Iotrolan
|
Non Ionik Dimer
|
|
Omnipaque
|
Iohexol
|
Non Ionik
|
|
Optiray
|
Ioversol
|
Non Ionik
|
|
Telebrix
|
Ioxithalamate
|
Ionik
|
|
Ultravist
|
Iopromide
|
Non Ionik
|
|
Urografin
|
Diatrizoate
|
Ionik
|
|
Urovison
|
Diatrizoate
|
Ionik
|
|
Urovist
|
Diatrizoate
|
Ionik
|
« Golongan
tidak larut dalam air ( oil soluble )
- Vehikel berupa minyak tumbuhan (poppy-seed, sesame-seed)
- Digunakan untuk arthrografi, histerosalpingografi, limfografi,
fistulografi, mielografi
- Kekurangan:
· Eliminasi
sangat lamat, dalam tubuh untuk waktu lama
· Dapat
mengakibatkan peradangan menings (mielografi)
· Dapat
mengakibatkan emboli pulmoner (limfografi)
- Harus segera dihilangkan setelah tindakan diagnostik selesai dilakukan.
4.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
kontras, berikut pengaruhnya
a.
Osmolalitas
Konsentrasi
molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan, sehingga
memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapat
dinyatakan dengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per
kilogram Air (H2O) pada suhu 37°C (Osmolalitas).Osmolalitas tidak dipengaruhi
oleh ukuran partikel namun nilainya tergantung dari. Jumlah partikel dan
konsentrasi iodium. Bahan kontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar
daripada bahan kontras non-ionik karena dalam media kontras ionik terdapat dua
partikel (kation dan anion) sehingga osmolalitas dua kali lebih besar. Osmolalitas
berpengaruh terhadap toleransi kontras media pada tubuh. Makin tinggi tekanan
osmotik , maka makin buruk toleransi kontras media tersebut terhadap tubuh.
b.
Protein Binding
Adalah daya ikat suatu bahan terhadap jaringan atau sel tubuh (protein). Bertambah
tinggi protein binding, maka bertambah tinggi chemotoxisity bahan tersebut
terhadap tubuh atau sebaliknya.
c.
Lipophylisity
Adalah kelarutan bahan dalam larutan organik seperti lemak ( lipid ),
bertambah tinggi lipophylisity maka bertambah tinggi kemungkinan terjadi reaksi
bahan kontras media atau sebaliknya
d.
Viscosity ( kekentalan )
Diukur dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam
standar tekanan dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan
kekuatan yang diperlukan untuk penyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan
penyuntikan. Pada katerisasi diperlukan penyuntikan cepat dibandingkan
biasanya, sehingga kontras media yang dipilih adalah yang paling rendah
viscositynya.
Viscosity dapat dikurangi dengan
merendahkan tingkat konsentrasi iodium, dan tentu akan berpengaruh pada
opasitas gambar. Dapat juga kontras media dipanaskan pada temperatur tertentu
untuk mengurangi viscosity.
·
Satuan:
-
mPa det (mPa s atau mili Pascal detik)
atau cP (centi Poise)
-
Air : 1 cP
-
Darah : 4-4,5 cP
·
Dipengaruhi:
-
Temperatur (T °C) à peningkatan atau penurunan T àviskositas
-
Konsentrasi CM (c) atau yodium (ciodine)
-
Jumlah partikel (n)
-
Ukuran partikel (r) à struktur asam & campuran garam
(Na/Meglumine)
-
Tekanan antar molekul à peningkatan viskositas
5.
Jalur Pemberian
Media Kontras
a. Pemberian Media
Kontras per oral (barium meal)
Yakni
pemberian media kontras per oral atau melalui mulut pasien dengan cara meminum
atau menelen media kontras, umumnya media kontras barium sulfat.
b. Pemberian Media
Kontras per anal (barium enema untuk usus besar & usus halus)
Yakni
pemberian media kontras melalui dubur atau anus dalam bentuk media kontras
dimasukan melalui dubur layaknya enema dengan bantuan rectal kateter.
c. Pemberian Media
Kontras intravascular (umumnya media kontras iodium)
Yakni
pemberian media kontras melalui injeksi intra vascular (i.v), biasanya bahan
kontras yang berbasis iodium
d. Pemberian Media
Kontras intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally
(hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial)
Pemberian
media kontras melalui injeksi intra arteri (i.a) dan lain sebagainya
disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa atau ruang yang potensial untuk
memasukan media kontras.
6.
Reaksi Bahan Kontras
Dalam
penggunaan bahan kontras terdapat beberapa jenis reaksinya, yaitu:
a.
Neutrotoksisitas
o Peranan
susunan kimiawi bahan kontras
o Gugus
karboksil meningkatkan reaksi
o Gugus
hidroksil menurunkan reaksi
o Osmolalitas
rendah mencegah reaksi
a.
Nyeri dan Rasa Sakit
o Osmolalitas
tinggi bahan kontras ionik
o Bahan
kontras non ionik (rasa sakit rendah)
b.
Efek terhadap Jantung (Cardiac Effect)
o Akibat
khemotoksisitas, osmotoksisitas, dan toksisitas ion
c.
Reaksi Pseudoalergik
o Gejala
klinis dan terapi persis sama dengan reaksi alergik
o Tidak
disebabkan reaksi antigen-antibodi
o
Aktifitas efektor-efektor imunologik .
7. Penanganan
Reaksi Contras Media
a.
Shehadi (1985)
Semua reaksi fatal terjadi dalam waktu 15 menit
Injeksi bahan kontras
b.
Almen & Aspelin (1995)
-
Reaksi Ringan : Tidak perlu terapi
-
Reaksi Sedang : Perlu terapi, tidak perlu dirawat
-
Reaksi Berat : Rawat Intensif
c.
Alur Terapi:
Ø A :
Assesment, Alternatif, Airway, Assistance
Ø B :
Basics, Breathing, Be Wise, Be Ware
Ø C : Comfort, Circulation, CPR
d.
Terapi Spesifik dalam Menangani Reaksi Bahan Kontras
1)
Reaksi Alergoid Akut Urticaria, edema, sakit kepala,
muntah, diare, asthma rhinoconjunctivitis
·
Epinephrin 0,5 mg (1 mg/ml) subcutan
·
Oksigen 2-6 liter/menit
·
Diphenhydramine 50 mg i.m
2)
Reaksi Anafilaktoid Reaksi alergoid, ditambah
takhikardia, hipotensi dan pucat
·
Epinephrin 0,3 – 0,5 mg (0,1 mg/ml i.v)
·
Oksigen 2-6 liter/menit
·
Infus NaCl atau Ringer
3)
Anafilaktoid Syok Tidak sadar, status asthmatis, henti
napas, kolaps sirkulasi, henti jantung
·
Epinephrin 0,3 – 1,0 mg (0,1 mg/ml i.v)
·
Oksigen 2-6 liter/menit
·
Hidrokortison 250 mg i.v
·
Intubasi dan ventilasi
·
Infus NaCl atau ringer
4)
Reaksi Vagal Hipotensi Brachikardia
·
Letak kaki ditinggikan
·
Infus NaCl atau Ringer
·
Oksigen 2-6 liter/menit
·
Atrofin 0,6-0,8 mg i.v, di ulang tiap 3-5 menit
5)
Reaksi Bronchospastik, Ringan – Sedang
·
Oksigen 3 liter/menit
·
Inhalasi bronchodilator, atau
·
Epinephrin 1 : 1000 sebanyak 0,1 – 0,2 ml subkutan,
atau
·
Epinephrin 1 : 10000 sebanyak 1 ml i.v
8.
Penyimpanan Bahan Kontras
a.
Tempat penyimpanan bahan kontras Media Iodine
Coumpound
-
Penyimpanan di tempat yang terlindungi dari cahaya
-
Penyimpanan untuk jangka waktu lama sebaiknya
dijauhkan dari sumber sinar-x
-
Penyimpanan pada suhu ruangan sebaiknya tidak diatas
30oC
-
Penyimpanan jangka pendek dalam lemari pemanas (37oC)
-
Sebaiknya sebelum penggunaan kontas media diperhatikan
lembar informasi produk yang disertakan dalam kemasan kontras media
-
Simpan kontras media pada suhu 15-25oC
-
Lakukan rotasi stock secara berkala
b.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kemasan bahan
kontras
-
Perhatikan tanggal kadaluarsa: Umumnya 5 tahun, produk
baru pada awalnya 2-3 tahun
-
Periksa kembali sebelum penggunaan: buka karton
pembungkus sesaat sebelum digunakan, periksa kejernihan larutan, pastikan tidak
ada perubahan warna, tidak keruh, tidak ada endapan
B. Penggunaan
Media Kontras Dalam Radiologi
1.
Saluran
Pencernaan
a.
Oesofagografi
· Definisi
Oesafagografi merupakan pemeriksaan
dengan memasukkan bahan kontras. Umumnya dilakukan dengan bahan kontras tunggal
(+) tetapi dapat dilakukan juga dengan kontras ganda. Oesafaogografi ialah
pemeriksaan sinar-X yang digunakan unutk menentukan anatomi dan traktur
digestif bagian atas.
· Tujuan
Untuk menilai kelainan yang terjadi pada esofaghus.
· Indikasi
a. Atresia
Esofagus. Biasanya diketahui pada waktu pemberian minuman
pertama kali pada saat bayi lahir. Setelah minum bayi tersebut akan muntah.
Pada eosafagografi akan tampak esofagus yang buntu.
b. Fistula
Trakeo-Esofagei ialah terdapatnya hubungan antara
esophagus dan trachea. Pada pemeriksaan ini tidak boleh menggunakan kontras
BaSO4 karena tidak larut dalam air, yang dapat masuk ke trachea
menuju paru-paru dan merangsang terjadinya pneumonia. Bahan kontras yang
dipakai harus larut dalam air, seperti : dionosil, gastrografin.
c. Ulkus
esophagus merupakan ulkus pada dinding esophagus yang disebabkan
oleh asam lambung yang disekresi oleh sel-sel lambung. Bila terdapat ulkus pada
esophagus misalnya pada posisi jam 12 dan bila di foto dengan posisi jam 3 atau
9 akan terlihat penonjolan ke luar dinding (additional defect), sedang bila di
foto pada posisi jam 6 tampak lubang dengan garis-garis di sekitarnya dan
membentuk gambaran bintang (star formation), di mana garis-garis tersebut
sebenarnya adalah sikatriks. Selain itu dapat pula terlihat di sekitar dinding
ulkus terdapat dinding esophagus yang tidak
mau berkontraksi (spatik).
d. Divertikula
Espfagus. Pada foto dengan kontras BaSO4 terlihat
gambaran additional defect berupa kantong-kantong pada dinding esofagus.
e.
Spasme Esofagus. Penyempitan
esofagus bagian distal, biasanya terdapat pada dewasa muda. Terjadinya spasme ini
disebabkan oleh faktor psikis. Jadi, tidak ada kelainan anatomis.
Letak spasme biasanya pada 1/3 distal esofagus.
f.
Sriktur Esofagus. Dapat terjadi pada semua umur.
Terjadi kelainan anatomis dengan gambaran pada foto berupa mouse tail
appearance (ekor tikus). Untuk membedakan striktur dengan spasme dapat
diberikan muscle relaxan (buscopan).
Jika melebar berarti spasme sedangkan bila tetap kecil atau sempit beraktir
striktura.
g.
Achalasia Esofagus. Striktura dengan kelainan anatomis
konginental. Terdapat gambaran mouse tail appearance karena tidak terjadi
peristaltic dan dilatasi region diatas bagian yang aganglionik. Kelainan ini
mirip dengan mgacolon konginental.
h.
Varises Esofagus. Biasanya terjadi pada orang dewasa
tua, keadaan sirosis, hepatis, gizi buruk, kurus dan muntah darah. Predileksi
letak tersering ialah pada 1/3 distal esophagus. Terjadi susunan yang berbentuk
batubara disebut cobble stone appearance. Terdapat filing defect berupa
lusensi. Pada valsava test tampak gambaran di atas yang menetap.
i.
Massa (tumor) Esofagus
-
Tumor jinak. Berupa polip (tunggal), polyposis
(banyak), batas tepi jelas, dan tidak terjadi erosi dasar.
-
Tumor ganas (Carcinoma Esofagus). Biasanya terdapat
pada orang tua, laki-laki > wanita, pada esophagus 1/3 distal. Tipe yang
terbanyak berupa adenokarsinoma.
·
Kontra Indikasi:
a)
Megaesofagus
b)
Regurgitasi
c)
Pasien dengan suspek perforasi
·
Media Kontras:
Kontras
Positif (Barium Sulfate), Kontras media(-) :
Kristal-kristal carbon dioksida, missal Ez Gas.
Kontras
media positif untuk orang dewasa diencerkan dengan air sesuai kebutuhan.
Padaesofagus, lumen dengan aliran kuat dan cepat, konsentrasi kontras harus
tinggi (1:1 atau 1:2) atau pekat agar aliran cepat dan perlumuran dinding
esofagus menjadi tepat sehingga adanya defek dapat terdeteksi.
Pada bayi
kurang dari setahun, keluhan muntah dan proyektil, digunakan cairan yang mudah
diserap (water soluble), dimasukkan lewat dot/sendok/sonde misalnya
gastrografin. Dilakukan pada posis supine sehingga perlumuran bagus.
Esofagus normal memiliki dinding lumen yang sangat jelas dan outline jelas.
·
Persiapan Alat:
a.
Kontras media Barium Sulfate
b.
Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
c.
Baju Pasien
d.
Gonad Shield
e.
Kaset + film ukuran 30 x 40 cm
f.
Grid
g.
X-Ray marker
h.
Tissue / Kertas pembersih
i.
Bahan kontras
j.
Air Masak
k.
Sendok / Straw ( pipet )

b.
Maag-
Duodenum (MD)
·
Definisi
Pemeriksaan OMD adalah teknik pemeriksaan secara
radiologi saluran pencernaan atas dari organ oesofagus maag duodenum
menggunakan media kontras barium swallow dan barium meal, kemudian diamati
dengan fluoroscopy.
·
Tujuan Pemeriksaan
Untuk melihat kelainan-kelainan pada organ oesofagus, maag,
dan duodenum.
·
Indikasi Pemeriksaan
a.
Ulcus Pepticum: peradangan dari dinding mucosa,
biasanya terjadi pada curvatura major.
b.
Diverticula: penonjolan keluar dari maag yang
membentuk kantung (banyak terjadi pada fundus).
c.
Hematemesis: pendarahan.
d.
Ulcers: erosi dari mucosa dinding lambung (karena
cairan gaster, diet, rokok, bakteri)
e.
Gastritis: peradangan yang terjadi pada gaster (baik
akut maupun kronik).
f.
Tumor: biasanya terjadi pada gaster atau duodenum.
g.
Carsinoma: tumor, benjolan yang merupakan pertumbuhan
jaringan.
h.
Hernia hiatal: sebagian lambung tertarik ke atas
diafragma karena oesofagus yang pendek.
i.
Stenosis pylorus: penutupan atau penyempitan dari
lumen pylorus.
·
Kontra Indikasi
a.
Obstruksi usus besar.
b.
Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO₄ tetapi menggunakan water soluble kontras (urografin,
iopamiro).
·
Persiapan Alat
a.
Pesawat sinar-x + fluoroscopy
b.
Baju pasien
c.
Gonad shield
d.
Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm
e.
Bengkok
f.
Marker R/L
g.
Tissue
h.
Obat emergency: dexametason, delladryl, dll
i.
Air masak sendok/sedotan dan gelas
·
Persiapan Bahan
a.
Media kontras positif (+): BaSO₄ (1:4), Jumlah
kurang lebih 100 ml s/d 200 ml
b.
Media kontras negatif (-): Natrium Bicarbonat + Asam
Sitrun misalnya Ez gas.
·
Tata Laksana Pemeriksaan
Pemeriksaan dengan Kontras Tunggal
a.
Pasien pada posisi erect, diinstruksikan menelan 2-3
teguk BaSO₄.
b.
Dengan kontrol fluoroscopy, diamati bentuk, ukuran,
dan posisi dari gaster.
c.
Media kontras biasanya akan mengisi duodenum, bila ada
jeda waktu dimungkinkan lambung pasien spasme.
d.
Foto-foto radiografi segera dibuat, sebelum media
kontras masuk ke Jejunum.
Pemeriksaan
dengan Kontras Ganda
Teknik ini memiliki keuntungan dalam
menegakkan diagnosa karena lesi yang kecil dan dinding mucosa lambung dapt
lebih jelas
c.
Follow
trough
·
Definisi
Pemeriksaan
Follow Through adalah pemeriksaan secara radiografi dari usus halus.
·
Tujuan Pemeriksaan
Untuk
mendapatkan gambaran radiografi dari usus halus yang terisi media kontras
positif (+).
·
Media Kontras dan Cara Pemasukannya
barium sulfat dengan viskositas 1:6
a.
Per oral: melalui mulut
b.
Per anal: Complete Reflux Filling
c.
Enteroclysis: pemasukan langsung ke dalam usus halus
dengan menggunakan Intestinal Tube yang dimasukkan melalui mulut.
d. Intubasi:
pemasukan langsung ke dalam usus halus dengan menggunakan Intestinal Tube yang
dimasukkan melalui hidung.
· Premedikasi:
a. Untuk metode
per oral diberikan Maxalon untuk mempercepat gerak peristaltik.
b. Untuk metode
Enteroclysis: Glucagon/Buscopan/Diazepam.
c. Untuk metode
per anal diberikan glucagon.
·
Prosedur Pemeriksaan Memasukkkan Media Kontras
1)
Metode Oral
a. Dibuat foto
pendahuluan Abdomen posisi AP.
b. Pasien minum
BaSO₄ kira-kira 400 mL.
c. Pasien
diposisikan supine, foto-foto radiografi dibuat dengan interval waktu 15 menit
dengan dikontrol fluoroscopy sebelum pembuatan foto.
d. Interval waktu:
e. Foto
pertama: 15 menit setelah minum media kontras.
f.
Foto kedua: 30 menit setelah minum media kontras.
g. Selanjutnya
setiap 15 menit berikutnya.
h. Foto
terakhir, biasanya pada menit ke-60 setelah minum media kontras/bila media
kontras sudah mencapai illeocaecal.
Kriteria Gambar:
a.
Seluruh usus halus harus tercakup dalam radiograf.
b.
Gambaran lambung sebaiknya terlihat.
c.
Marker waktu harus tampak.
d.
Columna vertebralis tergambar pada garis tengah film.
e.
Foto terakhir harus tampak caecum.
2)
Metode Complete Reflux Filling
a.
Masukkan media kontras sebanyak 4500 mL melalui anal
dengan menggunakan irigator set/enema bag serta dikontrol fluoroscopy.
b.
Bila media kontras telah mencapai Bulbus Duodeni,
tabung irigator/enema bag direndahkan untuk mengososngkan colon.
c.
Dibuat foto usus halus sesuai keperluan diagnosa,
biasanya dengan posisi pasien supine.
3)
Metode Enteroclysis
a.
Persiapan pasien sama seperti untuk metode Complete
Reflux Filling.
b.
Masukkan Bilbao/Selling Tube dengan guide wire melalui
mulut sampai mencapai duodenum.
c.
Suntikkan media kontras melalui tabung tersebut dengan
kecepatan 100 mL/menit.
d.
Dibuat spot foto untuk bagian-bagian penting yang
dicurigai adanya kelainan.
e.
Dapat juga dimasukkan udara setelah media kontras
mencapai Caecum.
4)
Metode Intubasi
a.
Metode pemasukan bahan kontras secara langsung ke
dalam usus halus dengan menggunakan Miller Abbot Tube yang dimasukkan melalui
hidung.
b.
Prosedur pemasukan bahan kontras dan pengambilan foto
sama dengan metode Enteroclysis.
d.
Colon
In Loop
·
Definisi
Pemeriksaan
Colon In Loop adalah pemeriksaan radiografi dari usus besar dengan menggunakan
media kontras yang dimasukkan per anal.
·
Tujuan Pemeriksaan
Untuk
menggambarkan usus besar yang berisi media kontras sehingga dapat
memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mucosanya
maupun yang tedapat pada lumen usus.
·
Indikasi Pemeriksaan
1)
Colitis: peradangan pada mucosa colon.
2)
Polip, lesi, tumor, carsinoma
3)
Diverticulitis
4)
Megacolon
5)
Invaginasi: masuknya lumen usus bagian proximal ke
dalam usus bagian distal yang diameternya lebih besar.
·
Metode Pemeriksaan
Kontras
media(+): barium sulfat dengan viskositas 1:8
Kontras
media(-) : udara
1)
Metode kontras tunggal
2)
Metode kontas ganda
a)
Metode satu tahap: pemasukan media kontras negatif (-)
dilakukan setelah pemasukan media kontras positif (+) tanpa evakuasi terlebih
dahulu.
b)
Metode dua tahap: pemasukan media kontras negatif (-)
dilakukan setelah pemasukan media kontras positif (+) setelah evakuasi terlebih
dahulu.
·
Persiapan Alat dan Bahan
1)
Pesawat sinar-x dengan fluoroscopy.
2)
Irigator set atau disposable soft-plastic enema tips
dan enema bags.
3)
Receiver
4)
Vaselin sebagai pelumas
5)
Rectal canule/tube
6)
Handscoen
7)
Laken/kain penutup meja pemeriksaan
·
Prosedur Pemeriksaan Memasukan Media Kontras
1)
Metode Kontras Tunggal
a.
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan,
dibuat foto pendahuluan.
b.
Kemudian miring ke arah kiri, sehingga bagian tubuh
kanan terangkat dengan kemiringan 35°-40°, lutut kanan fleksi dan diletakkan di
depan lutut kiri yang diatur sedikit fleksi.
c.
Irigator dipasang dengan tinggi kira-kira 24 inci di
atas ketinggian anus, volume BaSO₄ kira-kira
2000 mL.
d.
Rectal tube dioleskan vaselin, dimasukkan melalui anal
ke dalam rectum.
e.
Klem irigator dibuka, barium akan mengalir masuk ke
dalam rectum.
f.
Dengan dikontrol fluoroscopy, dibuat spot view untuk
daerah yang dicurigai ada kelainan.
g.
Bila pengisian BaSO₄ telah
mencapai illeocaecal, klem ditutup kembali, dibuat foto full filling dari
colon.
h.
Pasien disuruh evakuasi di kamar kecil atau bila
menggunakan irigator set disposable, bags direndahkan sehingga barium akan
keluar dan ditampung dengan receiver.
i.
Setelah evakuasi, dibuat foto post evakuasi.
j.
Posisi-posisi yang dibuat: ap/pa, ap axial, pa axial,
lateral, rao, lao
2)
Metode Kontras Ganda
Metode Satu
Tahap
a.
Dibuat foto pendahuluan Abdomen posisi AP.
b.
Prosedur pemasukan media kontras positif (+) sama
dengan metode kontras tunggal.
c.
Klem selang irigator dibuka, media kontras positif (+)
akan mengalir, kira-kira 300-350 mL masuk ke dalam rectum dikontrol dengan
fluoroscopy.
d.
Bila media kontras positif (+) telah mencapai colon
transversum, klem ditutup , meja pemeriksaan diposisikan horizontal, lalu
pompakan udara dengan menggunakan Regular Sphygmomanometer Bulb dengan
memposisikan pasien lateral kiri, LAO, prone, RAO, lateral kanan, RPO, dan
supine, masing-masing 7 pompaan.
e.
Foto dibuat dengan posisi AP/PA, LAO, RAO, AP/PA
axial, lateral.
Metode Dua Tahap
a.
Prosedur awal pemasukan media kontras positif (+) dan
pengambilan foto sama dengan metode satu tahap.
b.
Bila media kontras telah mencapai illeocaecal, klem
selang irigator ditutup, kemudian dibuat foto “full filling” dengan posisi
pasien supine.
c.
Kemudian pasien evakuasi ke kamar kecil atau enema bag
direndahkan posisinya sampai lebih rendah dari meja pemeriksaan, media kontras
dari dalam colon akan mengalir kembali ke dalam enema bag.
d.
Setelah colon kosong, pompakan udara melalui anus,
sampai terjadi distensi usus.
e.
Dibuat foto evakuasi dengan posisi pasien supine.
e.
Appendicografi
·
Definisi
Pemeriksaan Appendicografi adalah pemerikasaan
radiografi dari appendiks vermiformis dengan pemasukan media kontras positif
(+) melalui mulut.
·
Tujuan Pemeriksaan
Untuk memperlihatkan atau menilai kelainan-kelainan
yang terjadi pada appendiks vermiformis melalui pengisian media kontras ke
dalam lumen appendiks.
·
Indikasi Pemeriksaan
Appendiksitis
·
Penggunaan media kontras
Bahan kontras barium sulfat dengan perbandingan 1 : 4
melalui oral sampai 1 : 8 melalui anal
f.
Lopografi
·
Definisi
Teknik pemeriksaan Lopografi adalah teknik pemeriksaan
secara radiologis dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam
usus melalui lobang buatan pada daerah abdomen.
·
Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat
anatomi dan fisiologi kolon bagian distal sehingga dapat membantu menentukan
tindakan medis selanjutnya.
·
Persiapan alat pada
pemeriksaan Lopografi, meliputi :
1.
Pesawat x – ray
2.
Kaset dan film sesuai dengan
kebutuhan
3.
Marker
4.
Standar irigator dan irigator set
lengkap dengan kanula rectal
5.
Vaselin dan jelly
6.
Sarung tangan
7.
Penjepit atau klem
8.
Kain kassa
9.
Bengkok
10.
Apron
11.
Plester
12.
Tempat mengaduk media kontras
·
Persiapan bahan
Kontras
media(+):barium sulfat (1000ml untuk kontras tunggal dan 400ml untuk kontras
ganda), Kontras media(-) :udara
1.
Media kontras, yang sering dipakai
adalah larutan barium dengan konsentrasi antara 70 – 80 W/V % (Weight /Volume).
Banyaknya larutan (ml) tergantung pada panjang pendeknya colon distal.
2.
Air hangat untuk membuat larutan
barium.
3.
Vaselin atau jelly, digunakan untuk
menghilangi rasa sakit saat kanula dimasukkan kedalam anus.
·
Pemasukan Media Kontras
Barium dimasukkan melalui stoma (lubang colon distal)
diikuti ngan fluoroskopi sampai mengisi daerah rectum dan dapat ditandai dengan
keluarnya kontras melalui anus. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas
pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full filling
untuk melihat keseluruhan bagian usus dengan proyeksi antero posterior.
g.
Sialografi
·
Pengertian
Pemeriksaan Sialografi
Pemeriksaan Sialografi adalah
Pemeriksaan radiografi dari kelenjar ludah dan salurannya (sistem salivari)
dengan penyuntikan bahan kontras media positif, dengan pemeriksaan sialografi
juga dapat diketahui struktur anatomi dan fisiologis nya.
·
Peralatan
Alat Steril
-
Salivary duct dilator (untuk
melebarkan permukaan atau muara dari kelenjar ludah
-
Lacrimale duct canule atau kateter
-
Adaptor, untuk menghubungkan alat
suntik dengan lacrimale duct canule
-
Spuit 2 cc 1 buah, Spuit 4 cc 1 buah
-
Handuk dan kain kass
Alat Unsteril
-
Ampul Kontras Media
-
Lemon / jeruk nifis
-
Bengkok, plester
-
Gergaji ampul dan lampu sorot
· Penggunaan Media Kontras
Kontras
media(+):
a. Lipiodol(bersifat
minyak)
Kurang baik karena penyerapab maupun
sekresi lambat,sehingga untuk pemeriksaan ulang pada kelenjar yang sama atau
berbeda memerlukan waktu yang lama
b. Hypaque
85%(bersifat air)
Lebih disukai karena lebih cepat
menyatu dengan air liur dan cepat disekresikan kembali
c. Volume
kontras media 1-2ml
2.
Saluran
perkencingan
a.
BNO-IVP
·
Definisi
Pemeriksaan BNO-IVP adalah pemeriksaan radiografi dari
Traktus Urinarius (Renal, Ureter, Vesica Urinaria dan Urethra) dengan
penyuntikan media kontras positif (+) secara intra vena.
·
Tujuan Pemeriksaan
1)
Untuk menggambarkan anatomi dari Pelvis Renalis dan
sistem Calyces serta seluruh Traktus Urinarius dengan penyuntikan media kontras
positif (+) secara intra vena.
2)
Dapat mengetahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan
dan mengekskresikan media kontras tersebut.
·
Indikasi Pemeriksaan
1)
Nephrolitiasis: suatu keadaan terdapat satau atau
lebih batu di dalam Pelvis atau Calyces dari ginjal.
2)
Hydronephrosis (pembesaran ginjal): distensi dan
dilatasi dari Pelvis Renalis, biasanya disebabkan oleh terhalangnya aliran urin
dari ginjal.
3)
Urolithiasis: suatu keadaan terdapat satu atau lebih
batu di dalam saluran ureter.
4)
Pyelonephritis: radang pada ginjal dan saluran perkencingan
bagian atas.
5)
Renal Failure: kegagalan fungsi ginjal.
6)
Haematuria: suatu keadaan dimana terdapat sel-sel
darah merah di dalam urine.
7)
Massa pada ginjal
·
Persiapan Alat dan Bahan
1)
Peralatan Steril
a.
Wings Needle No. 21 G 1 buah
b.
Spuit 20 cc 2 buah
c.
Kapas alkohol atau wipes
d.
Tourniquet
2)
Peralatan Un-Steril
a.
Plester
b.
Marker R/L
c.
Media Kontras (Omnipaque, Urografin, Iopamario)
d.
Obat-obatan emergency
·
Penggunaan Media Kontras
Kontras
media(+):
- Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium,
dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat
badan. (contoh : iopamiro,
ultravist,omnipaque)
- Urografin 20cc/lopamiro
Media kontras disuntikkan secara intra vena, biasanya
pada vena cubiti dengan pasien dalam posisi supine.
Volume media kontras sebagai berikut:
1)
Media kontras yang digunakan adalah yang berbaham
iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yaitu 1-2 cc/kg
berat badan.
2)
Untuk anak-anak kira-kira 2 ml/kg berat badan.
3)
Bila ada dugaan kegagalan ginjal, dosis Bila ada
dugaan kegagalan ginjal, dosis 4 ml/ kg berat badan.
Pengambilan Gambar Radiografi
§ Foto menit
ke-5 setelah disuntikkan media kontras
Foto ini untuk melihat perjalanan kontras mengisi
sistem Calyces pada ginjal.
§ Foto menit
ke-10 atau ke-15
Untuk melihat gambaran Pelviocalyseal, Ureter, dan
Bladder mulai terisi media kontras
§ Foto menit
ke-30
Foto ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal
mengsekresikan media kontras.
§ Foto menit
ke-60
Setelah masuk menit ke-60 dibuat foto BNO lagi dengan
kaset dan film ukuran 30 x 40 cm. Setelah hasil rontgen dikonsultasikan pada
radiolog dan dinyatakan normal maka pasien diharuskan mixi kemudian difoto
kembali. Jika radiolog menyatakan ada ganguan biasanya dilakukan foto 2 jam.
§ Foto Post
Void
Yang terakhir adalah melakukan foto post void dengan
posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi
di daerah bladder.
Hasil Gambaran Radiografi
§ Foto menit
ke-5
§ Foto menit
ke-10 atau menit ke-15
§ Foto menit
ke-30
§ Foto menit
ke-60
§ Foto Post
Void
b.
Hydroneprosis,
hydroureter
Kontras media(+) dengan volume bahan kontas (saxton
1969)
Dewasa sekitar 70kg: 20ml urografin 76%(atau
sejenisnya), 40ml hypaque untuk dosis rendah
c.
Nephrotomografi
Kontras media(+)decholin 20%, 20ml hypaque 45& dan
50ml hypaque 85% secara cepat
d.
Retrograde
Pyelo-Ureterografi
Kontras media(+)Biasanya hypaque 25% atau yang setara
kira-kira dengan 10cc. Urografin 10cc atau lebih
e.
Antegrade
Pyelografi (APG)
·
Definisi
Pemeriksaan Antegrade Pyelografi (APG) adalah
teknik/prosedur pemeriksaan radiografi dari sistem urinaria dengan menggunakan
media kontras yang dimasukkan melalui kateter yang telah dipasang dokter
urologi dengan cara nefrostomi percutan.
·
Tujuan
1)
Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi Traktus Urinarius
bagian proximal.
2)
Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu
diagnosa yang kurang akurat/metode Retrograde Pyelografi (RPG) tidak
memungkinkan.
3)
Untuk menunjukkan terutama gambaran Pelvis Renalis dan
Ureter.
4)
Menunjukkan obstruksi Ureter akibat batu
·
Indikasi Pemeriksaan
1)
Nephrolitiasis: suatu keadaan terdapat satau atau
lebih batu di dalam Pelvis atau Calyces dari ginjal.
2)
Urethrolitiasis: penyumbatan saluran ureter oleh batu
karena pengendapan garam urat, oksalat, atau kalsium.
3)
Nephritis: kerusakan pada bagian glomerulus ginjal
akibat infeksi kuman umumnya bakteri steptococcus.
4)
Pyelonephritis: radang pada ginjal dan saluran
perkencingan bagian atas.
5)
Trauma akut Traktus Urinarius
6)
Hydronephrosis (pembesaran ginjal): distensi dan
dilatasi dari Pelvis Renalis, biasanya disebabkan oleh terhalangnya aliran urin
dari ginjal.
·
Persiapan Alat dan Bahan
1)
Media kontras iodium 50 cc, cairan NaCl 100 cc.
2)
Spuit dissposible 50 cc
3)
Needle 19 G
4)
Handscoen
5)
Clamp, Plester danHaas
6)
Alkohol atau betadine
7)
Pesawat sinar-x, kaset dan film ukuran 24 x 30 cm dan
30 x 40 cm
·
Prosedur Pemeriksaan Pemasukkan Media Kontras
1)
Kateter yang telah terpasang diklem kemudian selang
yang menghubungkan dengan urine dicabut.
2)
Media kontras disiapkan dengan mencampur media kontras
dan NaCl dengan perbandingan 1:3.
3)
Sebelum pemasukan media kontras dilakukan, buat foto
pendahuluan dengan menggunakan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm dengan posisi
AP seperti foto Abdomen, CRnya tegak lurus terhadap kaset.
4)
Masukkan media kontras yang sudah diencerkan melalui
kateter yang langsung terhubung dengan Pelviocalyces.
Hasil Gambaran Radiografi
Terlihat gambaran ginjal yang tidak terpotong dan
gambaran dimulai dari nefron sampai blass tetapi tidak ada rentang waktu
seperti pemeriksaan BNO-IVP.
f.
Retrograde
Pyelografi (RPG)
·
Definisi
Pemeriksaan Retrograde Pyelografi (RPG) adalah
teknik/prosedur pemeriksaan sistem urinaria dengan menggunakan sinar-x dan
memasukkan media kontras secara retrograde (berlawanan arah dengan alur sistem
urinaria) untuh menegakkan diagnosa.
·
Indikasi Pemeriksaan
1)
Stricture Uretra: kondisi medis yang ditandai oleh
penyempitan abnormal uretra karena peradangan atau jaringan parut dari operasi,
penyakit atau cidera.
2)
Batu uretra
3)
Uretris Injury
4)
Renal Pelvic Neoplasm
5)
Renal Calculi
6)
Ureteric Fistule: adhesi abnormal struktur tubuh
ureter, yang merupakan tabung yang mengangkut urine dari ginjal ke kandung
kemih.
7)
Accidental Ureteric Ligation
·
Kontra Indikasi
1)
Urethritis
Kontra indikasi absolute karena dapat menyebarkan
infeksi pada Traktus Urinarius distal dan proximal.
2)
Stricture Urethra
Bukan kontra indikasi absolute, namum pemasukan
kateter dapat memperparah keadaan.
·
Persiapan Alat dan Bahan
1)
Pesawat Rontgen
2)
Media kontras iodium 20 cc
3)
Spuit 20 cc
4)
Needle 19 G
5)
Handscoen
6)
Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm dan 30 x 40 cm
7)
Grid atau bucky
8)
Marker R/L
9)
Kateter dipasang dengan bantuan cystoscopy
10) Desinfektan
·
Prosedur Pemeriksaan Pemasukkan Media Kontras
1) Pemasangan
kateter dilakukan oleh dokter urologi dengan menggunakan bantuan cystoscopy,
secara retrograde (berlawanan arah dengan alur sistem urinari) melalui uretra
sebelum pemeriksaan mulai dilakukan.
2) Lakukan foto
pendahuluan (Abdomen Polos).
a) Untuk memastikan letak kateter
b) Mengetahui ketepatan teknik dan positioning
3) Lakukan
injeksi 3-5 cc media kontras melalui kateter menuju Pelvis Renalis, pada ginjal
yang diperiksa.
a)
Diambil dengan menggunakan kaset dan film ukuran 24 x
30 cm.
b)
Kontras dimasukkan kembali ± 5 cc sambil kateter
ditarik perlahan, lalu foto menggunakan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm untuk
melihat daerah ureter.
c)
Kontras dimasukkan sampai habis, sambil ditarik
diperkirakan kontras habis, dan kateter dilepas. Foto diambil dengan
menggunakan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm.
Hasil
Gambaran Radiografi
g.
Retrograde
cystografi
Kontras
media(+)
- Kontras media berbahan iodium dengan perbandingan 1:3 atau
1:4 omnipaque
- Kontras media yang water soluble
- 30-50ml hypaque 50%+200ml aquadestilata
- Kadang kadang digunakan udara(gas)untuk double kontras
h.
Urethra-cystografi
Kontras media(+)
- Golongan
garam sodium atau meglumin 30-40cc
- Klinis
dengan suspek rupture urethra menggunakan kontras media bersifar larut dalam
air(water soluble) missal urografin 60%
i.
Cysto-Urethrografi
· Definisi
Pemeriksaan Uretrocystografi adalah pemeriksaan radiologi untuk melihat
fungsi dari uretra dan vesica urinaria yang mengalami gangguan berupa
penyempitan dan sumbatan sehingga menimbulkan gangguan pada uretra dan vesica
urinaria.
·
Indikasi Pemeriksaan
1)
Stricture Urethra: penyempitan lumen uretra karena
fibrosis pada dindingnya.
2)
Retensi urine: kesulitan pada saat buang air kecil.
3)
Kelainan kongenital: kelainan bawaan dari lahir, hal
ini jarang terjadi.
4)
Fistule: saluran abnormal yang terbentuk antara 2 buah
organ yang seharusnya tidak terhubung.
5)
Tumor
·
Kontra Indikasi
1)
Infeksi akut
2)
Recent instrumentation
·
Persiapan Alat dan Bahan
-
Pesawat sinar-x
-
Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
-
Marker R/L
-
Media kontras, yaitu urografin
-
Gliserin
-
Kateter
-
Spuit
-
Handscoen
-
Kassa steril
-
Bengkok atau mangkuk kecil
-
Kapas alkohol
-
Plester
-
Baju pasien
·
Jalannya Pemeriksaan
- Pasien
diposisikan supine di atas meja pemeriksaan setelah disuruh untuk buang air
kecil.
- Daerah
orifisium uretra diolesi dengan gliserin.
- Masukkan
media k
- ontras
melalui kateter sebanyak 12 cc.
- Lakukan
pemotretan dengan beberapa proyeksi.
· Kontras
media
- berbahan
iodine 15%-20%
- urografin
dan aquabidestilata 150-200cc
j. Cystografi
·
Persiapan Alat dan Bahan
- Pesawat
sinar-x
- Kaset dan
film ukuran 24 x 30 cm beserta marker R/L
- Media
kontras, yaitu urografin
- Gliserin
- Kateter
- Handscoen
danSpuit
- Kassa steril
- Bengkok atau
mangkuk kecil
- Kapas
alkohol
- Plester
- Baju pasien
·
Bahan kontras:
- Kontras
media(+): steripaque 150ml
- Kontras
media(-) : CO2 60-80ml
Pemeriksaan dengan kontras positif
-
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan
setelah disuruh buang air kecil.
-
Daerah orifisium uretra diolesi dengan gliserin.
-
Masukkan media kontras yang telah diencerkan dengan
cairan infus sebanyak 150-500 cc melalui kateter, secara perlahan sampai ke vesica
urinaria sehingga residu urine keluar melalui kateter.
-
Setelah media kontras mengisi vesica urinaria, maka
lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi.
3.
Kardiologi
(Pencitraan Pembuluh Darah)
a. Arteriografi Femoralis
·
Definisi
Arteriografi Femoralis adalah pemeriksaan radiografi
untuk memperlihatkan pembuluh arteri pada ekstremitas bawah dengan memasukkan
media kontras positif (+).
·
Tujuan Pemeriksaan
Untuk memperlihatkan anatomi dan patologi dari hip
joint sampai dengan kaki.
·
Indikasi Pemeriksaan
1)
Arterosklerosis Obliterans
2)
Aneurysm
3)
Trauma arteri
4)
Arteriovenosus Malformasi
5)
Artritis
6)
Neoplasma
·
Kontra Indikasi
1)
Alergi terhadap media kontras.
2)
Kelainan jantung.
·
Media Kontras yang Digunakan
Conray 280 dengan volume 20-30 mL dengan kecepatan
penyuntikan sekitar 8 mL/detik untuk satu proyeksi.
·
Persiapan Alat dan Bahan
1)
Steril
a.
Jarum arteriogram
b.
Adaptor
c.
Spuit 50 ml sebanyak 2 buah
d.
Spuit 10 ml sebanyak 1 buah
e.
Spuit 2 ml sebanyak 1 buah
f.
Drawing up canula
g.
Kateter
h.
Sponge forceps
i.
Mangkuk pelembab 2 buah
j.
Gallipot
k.
Kasa
l.
Handuk
m. Baju pasien
2)
Unsteril
a.
Pembersih kulit
b.
Ampuls media kontras
c.
Saline
d.
Jarum disposable
e.
Pembuka ampuls
f.
Lokal anastesi (Omnopone atau Scopolamine)
·
Metode Pemasukan Media Kontras
a.
Peyuntikan secara langsung.
b.
Kateterisasi teknik seldinger.
·
Teknik Pengambilan Gambar
1)
Single Technique
a.
Menggunakan film ukuran besar yaitu ukuran 35 cm x 43
cm.
b.
Membutuhkan dua kali penyuntikan kontras yang
masing-masing digunakan untuk menggambarkan arteri femoralis dan arteri tibia
sampai dorsalia.
2)
Serial Technique
a.
Menggunakan film ukuran 35 cm x 35 cm.
b.
Membutuhkan peralatan yang mempunyai variasi
kecepatan pergantian film, termasuk rol film, cut film, dan kaset
charger yang berkemampuan dua eksposi dalam satu menit.
c.
Hanya memerlukan satu kali penyuntikan bahan kontras.
b.
Angiografi
Dengan
menggunakan kontras media berbahan dasar iodine organic antera lain: conray,
angiografin,urografin,hypaque
c.
Ct-scan
kardiak
Kontras
media yang digunakan dalam pemeriksaan ct-scan yang membutuhkan kontras media
adalah kontras media yang berbahan senyawa iodium(contoh:omnipaque)
d.
MRI
jantung
Terdiri
dari:
- Jenis
Pemeriksaan MRI Jantung
- MRA
coronary
- Perfusion
study
- Viability
study
- Dobutamine
stres MRI
- ARVD
study
- MRA
- Function
study
- Congenital
Heart study
Kontras
media yang digunakan:
- Paramagnetic
> Gadolinium (Gd)
- Superparamagnetic>
Besi oksida (Fe3O4)
4.
CT-Scan
a. Head Polos
b. Head Kontras
c. Abdomen / Thorax Polos
d. Abdomen / Thorax Kontras
e. Sinus Paranasal
f. Orbita
g. Maxilla
h. Extrimitas
i.
Columna Vertebra :
- Cervical
- Thoracal
- Lumbal
- Cervical
- Thoracal
- Lumbal
j.
Pelvis
ÿ Kontras
media yang digunakan dalam pemeriksaan ct-scan yang membutuhkan kontras media
adalah kontras media yang berbahan senyawa iodium(contoh:omnipaque)
ÿ Media
kontras Iodium yang larut dalam air dibedakan menjadi 4 yaitu
1. Monomer
ionic
Biasa digunakan dalam oral cholegrafi
(Iopodote, Iocetamic acid, dll), dan Uro/angiografi (Iothalamate, diatrizoat,
Ioxithalamat, ioglicic Acid, Iodamic acid).
2. Monomer
nonionic
Biasa digunakan dalam uro/angiografi
(seperti iopamidol, Iohexol, Iopramide, Ioversol, Iopentol).
3. Dimer
ionic
Biasa digunakan dalam i.v cholegrafi
(Iodipamic Acid, iodoxamid acid, Iotroxic acid) dan Angiografi ( Ioglaxic Acid)
4. Dimer
nonionic
Biasa digunakan untuk pemeriksaan
myelografi (seperti Iotrolan).
Contoh :
Pemeriksaan
CT-Scan Kepala
·
Indikasi Pemeriksaan
1)
Tumor, massa, lesi
2)
Metastase otak
3)
Perdarahan intra cranial
4)
Anuerisma
5)
Abses
6)
Atrophy otak
7)
Kelainan post trauma
8)
Kelainan congenital
·
Persiapan Alat dan Bahan
1)
Steril
Alat-alat suntik,Spuit, Kassa dan kapas alkohol\
2)
Unsteril
a)
Pesawat CT-Scan
b)
Media Kontras: omnipaque, visipaque dengan volume 2-3
mm/kg, maksimal 150 mm. Beserta injeksi rate sekitar 1-3 mm/detik
c)
Tabung oksigen
C. Penggunaan
Media Kontras Pada Radiologi Anak
1.
Pemeriksaan
Lopografi Pediatrik
· Definisi
Pemeriksaan Loopografi Pediatrik adalah pemeriksaan radiografi
pada colon yang dilakukan Post Colostomy pada anak-anak.Sedangkan Colostomy
adalah tindakan bedah pembuatan saluran dari colon ke dinding abdomen sebagai
pengganti fungsi anus.
· Tujuan
Pemeriksaan
Untuk mengevaluasi saluran buatan antara colon dengan
dinding abdomen tersebut.
· Kelainan
pada Colon sehingga Dilakukannya Tindakan Colostomy
-
Ulseratif Colitis
-
Diverticulitis
-
Polip
-
Intraluminal Lesion
-
Tumor Colon
-
Hirschsprung
-
Carsinoma Colon
-
Malformasi Anorectal
-
Enterocolitis Necrosis
-
Atresia Ani
· Persiapan
Alat
1)
Alat yang digunakan sama dengan alat-alat untuk Colon
In Loop.
2)
Media kontras:
a)
Media kontras positif (+) BaSO₄: 1000 mL untuk kontras tunggal, 400 mL untuk kontras
ganda.
b)
Media kontras negatif (-).
· Teknik
Pemasukan Media Kontras
1)
Pemasukan media kontras dengan menggunakan kateter
yang dimasukkan melalui anus buatan.
2)
Dengan dikontrol fluoroscopy suntikkan media kontras
positif (+) secara cepat, kemudian dimasukkan media kontras negatif (-).
3)
Dibuat foto-foto spot atau foto besar dengan posisi
yang sesuai, biasanya AP dan Lateral.
2. Appendicografi
Dengan
menggunakan kontras media + dengan viskositas 1:2.
3. BNO-IVP
Dengan
kontras media + yaitu, 2ml per kg berat badan anak <8kg dan 20ml pada berat
anak antara 8-30kg (contoh : iopamiro, ultravist,omnipaque)
4. Colon In Loop (Barium Enema) Pediatrik
·
Pengertian
Pemeriksaan Colon In Loop Pediatrik adalah
teknik pemeriksaan secara radiologis dari Colon dengan menggunakan media
kontras secara retrograde pada pasien pediatrik (anak-anak).
·
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mendapatkan gambaran anatomis dari
colon sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit atau kelainan
pada colon.
·
Indikasi Pemeriksaan
1)
Colitis: penyakit-penyakit inflamasi
(pembengkakan) pada colon.
2)
Carsinoma: tumor
3)
Diverticulum: kantong yang menonjol pada
dinding colon, terdiri daro lapisan mukosa dan muskularis mukosa.
4)
Polyps: penonjolan pada selaput lendir.
5)
Volvulus: penyumbatan isi usus karena
terbelitnya usus ke bagian yang lain.
6)
Invagination: melipatnya bagian usus besar
ke bagian usus itu sendiri
7)
Intussusception
8)
Atresia ani: Tidak adanya saluran dari
colon yang seharusnya ada.
9)
Stenosis: Penyempitan saluran usus besar.
10)
Mega colon: suatu kelainan konginetal yang
terjdi karena tidak adanya sel ganglion di flexus mientrik dan submukosa pada segmen
colon distal menyebabkan feses siulit melewati segmen gangloinik.
·
Kontraindikasi
1) Perforasi
2) Obstruksi
3) Diare berat
·
Persiapan Alat dan Bahan
1) Untuk Anak-Anak >1 Tahun
a) Kantung enema sekali pakai diisi dengan BaSO4₄
b) Tabung
c) Penjepit
d) Air hangat digunakan untuk melarutakan BaSO₄
e) Beberapa di antaranya, kateter didesign agar tidak dapat keluar rectum
setelah disisipkan, sehingga tidak bocor.
2) Untuk Bayi dan Anak-Anak
Menggunakan kateter silicon 10 french dan
sebuah spuit 60 ml, barium diinjeksi secara manual dan perlahan.
·
Teknik Pemasukan Media Kontras
Pemeriksaan Colon In Loop pada bayi dan
anak-anak biasanya hanya menggunakan metode kontras tunggal yang menggunakan
BaSO₄ sebagai media kontrasnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kontras media adalah suatu bahan atau media yang
dimasukkan kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi, sehingga
media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada
organ tubuh yang akan diperiksa.
2.
Kontras media digunakan untuk membedakan
jaringan-jaringan yang tidak dapat
terlihat dalam radiografi dan memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau
bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi organ yang
diperiksa.
Media kontras dibedakan menjadi
media kontras positif dan media kontras negatif. Media kontras positif dibagi
lagi menjadi media kontras non iodinated
(barium sulfat) dan media kontras iodinated (mengandung yodium). Media
kontras iodinated juga dibagi lagi menjadi golongan larut dengan air (water
soluble) dan golongan tidak larut dengan air ( oil soluble).
Dalam penggunaan media kontras
tersebut perlu memperhatikan osmolalitas, protein binding, lipophylisity,
viscosity (kekentalan).
Prosedur memasukkan media kontras
tergantung dari pemeriksaan yang dilakukan. Beberapa cara pemberian media
kontras yaitu pemberian media kontras per oral (barium meal), pemberian
media kontras per anal (barium enema untuk usus besar & usus halus),
pemberian media kontras intravascular (umumnya media kontras iodium), pemberian
media kontras intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial).
Dalam
penggunaan media kontras terdapat beberapa jenis reaksi
diantaranyaNeutrotoksisitas, Nyeri dan Rasa Sakit, Efek terhadap Jantung
(Cardiac Effect), Reaksi Pseudoalergik. Untuk menangani reaksi tersebut
dilakukan terapi jika reaksi sedang, tidak perlu diilakukan terapi jika reaksi
ringan, jika terjadi reaksi berat dilakukan rawat intensif. Sedangkan untuk
membuat media kontras tetap baik jika digunakan maka perlu dilakukan
penyimpanan pada media kontras.
3.
Penggunaan media kontras pada radiologi dapat diaplikasikan
pada pemeriksaan saluran pencernaan yang meliputi oesofagografi, OMD, follow
thhrough, colon in loop, appendicografi, lopografi, sialografi, saluran
perkencingan meliputi BNO-IVP, hydronefrosis, nephrotomografi, Retrograde
pyelo-uretrografi, antegrade pyelografi, retrograde pyelografi, retrograde
cystografi, urethra cystografi, cysto uretrografi, cystografi, pencitraan
pembuluh darah arteriografi femoralis, angiografi, ct scan cardiac, MRI
jantung, pemeriksaan ct scan, pemeriksaan pada pediatrik meliputi lopografi
pediatrik, appendicografi pediatrik, BNO-IVP pediatrik, colon in loop
pediatrik.
B.
Saran
Makalah ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi pembaca dan penulis
mengenai media kontras dan pemeriksaan yang menggunakan media kontras.
Khususnya bagi calon radiografer, sebaiknya lebih teliti dan cermat ketika
menangani pemeriksaan yang menggunakan media kontras, lebih memperhatikan
tentang jenis media kontras yang digunakan, perbandingan media kontras dengan
air dan, volume disesuaikan dengan kondisi pasien dan ketetapan pemeriksaan.
Sebaiknya calon radiografer lebih memperhatikan pasien mengenai reaksi yang
terjadi ketika dimasukkan media kontras dan mengerti penanganan yang harus
dilakukan agar kelak menjadi
radiografer yang lebih profesional dan mampu dipertanggung jawabkan.
Daftar Pustaka
Bontrager, Keneth L, dan Lampignano, John P. 2010. Textbook of Radiographic Positioning and
Related Anatomy. Seventh edition. St. Louis : Mosby Elsevier.
Glenda
J. Bryan. 1979. Diagnostic RadiographyA concise Practical Manual. Longman Group Limited:Livingstone
Noreen
& Muriel Chesney. 1988. Care of ThePatient in Diagnostic Radiography. Blackwell Scientific Publication: London
Snpoek, Albert M. 2006. Fundamentals of
Radiographic Procedures 5th edition. St. Louis : Sauders
Elsevier







kunjungi blog ku ya, saya akan mengeshare tentang dunia radiology .
BalasHapus